Senin, 15 Oktober 2012

reMember...

   Ya...faktanya memang dia yang ada disampingmu sekarang. Tapi aku bersyukur pernah dekat denganmu, pernah hadir untukmu, pernah menjadi kepercayaanmu. Meski kamu nggak pernah tau seperti apa orang lapar saat tidak punya makanan, orang haus tidak ada minuman, dan orang tersesat tak ada peta atau kompas. Begitupun rasa bahagia ini, saat rasa ini memuncak, aku tak tahu alasan dan tujuan rasa ini. Begitupun saat aku sedih karenamu, aku juga tidak tahu alasan dan tujuan aku sedih, karena bagiku ketika aku sedih atau gembira karenamu itu hanya aku yang merasakan.
     Betapa bahagianya ku saat hari - hari itu, betapa bahagianya aku saat dibonceng kamu, dan betapa sakitnya aku saat melihat kamu dengannya, hanya aku yang merasakan. Seperti seorang sutradara, aku mengembangkan cerita ini sendiri. Layaknya penulis aku hanya berimajinasi sendiri, dan membuat semua yang terjadi seperti dugaanku sendiri. Perasaan ini terkadang ingin meluap, disaat itulah aku khilaf. Seharusnya tidak seperti itu, seharusnya aku menghargai perasaanmu.
       Tapi aku merasa semenjak kau dekat dengannya, kamu berubah. Ya mungkin aku menilai semua itu dengan perasaanku yang terlibat. Kamu jauh, jauh dari aku maupun temen - temen. Kamu udah nggak bisa konsentrasi lagi, selalu mementingkan perasaanmu. Aku terima dan wajib menerima atas semua kamu rasakan, sekalipun rasa itu bukan untukku. Tapi apakah hanya karena kamu nggak bisa ngendaliin diri sebentar aja, kamu mau pergi dari kita, dan lepas tanggung jawab. Jujur kamu itu hebat, kamu sabar menghadapi kita yang semuanya vokal, kamu hebat, lebih hebat dari siapapun.Tapi kenapa kamu bilang kita nggak percaya lagi sama kamu, dan kamu bilang kita menekan kamu ??, Bukan maksud kita menekan kamu, tapi karena kita percaya dan mau kamu masih ada untuk kita, cuma itu. Tapi kenapa kamu nggak pernah ngerti, ini bukan tentang perasaanku, tapi ini fakta yang ada.
       Mungkin kamu ngerasa aku berubah, lebih diem saat ada kamu, lebih nggak peduli sama semua ini, lebih egois, nggak pernah seperti dulu ramah atau apalah, jujur aku MINTA MAAF, aku minta maaf karena rasa ini juga ikut berbicara, aku minta maaf karena rasa ini adalah sebuah kesalahan, dan aku sadar aku belum bisa profesional. Tapi aku akan coba itu, aku nggak pesimis kayak kamu, apapun resikonya dari itu aku terima. Aku masih terbayang - bayang saat kamu ada buat aku dan teman - teman, saat perasaanku belum ikut bicara, semua mengalir gitu aja, aku, kamu, dan semua temen - temen tertawa lepas. Aku pengen semua itu kembali.
       Terimakasih untuk semua waktu, tenaga, dan pikiran yang kamu korbankan untuk aku dan teman - teman. Maaf kalau selama ini kami merepotkan dan menyinggung perasaan kamu serta merampas HAK - HAK kamu, bukan itu maksud kami. Aku berdoa semoga kamu tahu mana yang terbaik buat kamu dan kita semua. Aku juga nggak tega liat kamu dimarahin ama temen - temen terus karena ketidak konsistenanmu. TAPI cuma 1 yang kita harapkan ke kamu, tetap jaga kepercayaan kita ke kamu, jangan buat semua ini selesai dengan ending yang seperti ini. INGATLAH....komitmen kita diawal, konsekuen dengan pilihan kita. Dan aku tidak akan bilang "this is love, but love never hurt me", kembalilah seperti dulu, aku mohon...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar